2
Sore hari, hujan.Petang, Gerimis
Malam, tetap gerimis
Larut malam kira-kira diatas jam 10 malam—aku kelaparan.
“Enak ya JombLoO”, kata temanku yang sudah punya pacar/ sudah menikah. Bisa keluar malam atau gak pulang, bisa melakukan apapun secara bebas. Batinku: enak aja, siapa yang peduli malam-malam gini aku kelaparan?
Nasi goreng. Cuma itu saja yang kutemukan di daerah tempatku tinggal. Sembari menunggu pesananku kuutak-atik HP. Biasa kerjaan pengisi waktu tenggang yang mempunyai efek multideminsial—gaya, terlihat mobile, dan jadi sarang keirian. Semacam kecenderungan untuk terlihat berbeda atau merasa diri seolah lebih dari yang lain. Mencek kembali sms yang masuk, masih sekitar urusan kerjaan dan urusan remeh temeh seperti:
Pengirim: bAtU cOMP
Pamerannya udah slese, kalo Udah laporannya ya.
Pengirim: sIbuK MaIND
MAS KAPAN PROGRAMNYA BISA DITERAPKAN, APA MASIH KURANG LAMA LAGI.
(Serius hurufnya ditulis besar-besar)
Pengirim: my. SistEr
DE, nt sore antarin aQ bLanja ke Mntri ya…., Jng Lupa
Pengirim: iNdrA
pLonD, gamex kok ngadat lg. kmrn km instalx gmn sih?
Pengirim; Gak Jelas
Makan PiZza d’pranciZ smbl dngr lagu rOmantiZ Bukn mo sOk puitiZ or dramaTiZ tapi Ma,af Q yg Mniz cm pngEn bagi SMS gratiZ kn sYg klo smpai g’abiZ..(“,)he_he_
Dan masih banyak lagi…
Kucek juga telpon yang masuk dan yang keluar. Ada nomor yang tak dikenali phone bookku. ‘sepertinya nomor ini… ah yang jelas kemaren yang ngangkat cewek’. Jari tangan mulai berjingkrak di atas tuts-tuts HP, nulis sms:
Kepada: 085649306xxx
Ni Novii ya? Gmn kbrnya? Msh di B? Harry
Massage sent
Dilevered
Nasi gorengku sudah jadi. Dari sendokkan pertama, jujur rasanya agak aneh, rasa yang paling aku benci, paling aku takuti, dan semoga harganya akan naik terus. Sendokan kelima bibirku bibirku sudah mendesis.
“Pak ada air putih?”
“Wah, udah habis mas?” jawab yang masak cuek.
Sendokan ketujuh, aku menaruhnya. Langsung membayarnya, kuingat wajah dan gerobak jualannya dan mungkin mengingat beberapa detail ornamen yang lain. Sambil berdoa takkan bertemu lagi dan mengumpat. HP kucek lagi, tak ada balasan. Kulihat jam, jam 12 dini hari lebih lagi. Pengen sih telpon, tapi pertama perfomanceku lagi kurang bagus dan yang kedua biasalah beda operator.
Kau tahu kan angin malam setelah turun hujan dan bayangkan kamu keluar rumah tanpa persiapan khusus—maksudnya hanya memakai kaos tipis dan celana tiga perempat. Aku pulang mengendarai motor dengan sangat pelan dan muncul gambaran temanku yang sudah punya pacar/ sudah menikah. Jika kami bertemu aku pasti takkan sungkan lagi ngomong
“Kalo sudah seperti ini siapa yang peduli!!!!!!!!”